Gyrodactilus-Dactylogyrus


            Banyak jenis parasit yang menyerang ikan, baik ikan air tawar maupun air laut, salah dua nya adalah Gyrodactylus dan Dactylogyrus dari kelas Monogenia. Dua jenis parasit di atas merupakan ektoparasit yang banyak menyerang ikan-ikan air tawar pada fase benih, walaupun tak jarang ditemukan pada ikan yang telah dewasa. Keluarga ikan Karper merupakan yang sering diserang oleh parasit ini. Sebenarnya serangan parasit ini tidak menyebabkan kematian masal seperti penyakit akibat bakteri atau virus, namun serangan parassit ini dapat menyebabkan luka pada tubuh yang dapat memacu terjadinya infeksi sekunder oleh bakteri ataupun virus. Infeksi sekunder inilah yang dapat menyebabkan kematian masal pada ikan budidaya. Salah satu pintu masuk penyakit pada tubuh adalah luka, jadi jagalah jangan sampai ikan peliharaan anda mendapat luka, selain selalu menjaga kualitas air selalu bagus.
v     Gyrodactylus
Parasit jenis ini dapat menyebabkan penyakit Gyrodactyliasis. Daerah yang diserang oleh parasit ini meliputi kulit dan sirip ikan. Bentuk  tubuhnya kecil,, bulat memanjang atau oval dan pipih dengan salah satu ujung yang lebih besar (posterior) yang merupakan tempat menempel pada inang. Bagain posterior terdapat ophisthaptor yang memiliki 16 kait (hook) tepi yang mengelilingi ophisthaptor dan sepasang kait tengah (anchor) dan tidak memiliki bintik mata. Bagain anterior berbentuk seperti 2 tonjolan atau cuping. Dalam siklus hidupnya, Gyrodactylus tidak memerlukan inang perantara, artinya setelah keluar dari embryo induk, larva akan langsung mencari inang baru.

            Penularan parasit ini melalui kontak langsung dengan ikan yang sakit dengan ikan yang sehat, atau antara ikan dengan lingkungannya. Apabila terserang parasit ini, biasanya menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut :
1.      Bintik-bintik merah pada beberapa bagian tubuh
2.      Kulit berwarna putih keabu-abuan
3.      Produksi lendir (muskus) tidak normal, biasanya berlebih dengan lendir yang kental sehingga kulit ikan terlihat kusam
4.      Sisik dan/atau kulit terkelupas, biasanya akan diikuti luka
5.      Proses osmoregulasi dan respirasi terganggu
6.      Ikan sering menggosok-gosokkan badan pada jaring atau diding dan dasar kolam
7.      Sel darah putih meningkat (dilihat melalui pengamatan sel darah)
8.      Nafsu makan rendah dan gerakan lamban sehingga pertumbuhan ikan menjadi terganggu

v     Dactylogyrus
Parasit ini menyebabkan penyakit Dactylogyriasis pada ikan tawar. Berbeda dengan Gyrodactylus, Dactylogyrus menyerang pada bagian insang saja sehingga bisanya ikan yang terserang akan megap-megap dan insang agak pucat dan rusak. Parasit ini biasanya ada bersama dengan Gyrodactylus, yang menyerang ikan ukuran benih 3-10 cm. Bentuk Dactylogyrus hampir menyerupai Gyrodactylus, bentuknya panjang membulat atau oval, pipih namun berwarna bening. Jika pada Gyrodactylus terdapat 16 kait tepi, pada Dactylogyrus hanya terdapat 14 kait dan letaknya agak kedalam dari opisthaptor. Lekukan pada bagian anterior parasit ini juga berbeda, terdapat 4 lekukan dan mempunyai bintik mata. Perkembang biakannya pun hampir sama yaitu tidak memerlukan inang sementara, hanya saja Dactylogyrus bertelur untuk menghasilkan larvanya. Telur yang telah menetas akan menghasilkan larva yang jika dalam 4-10 jam tidak menemukan inang, maka larva akan mati, namun jika sudah mendapatkan inang, hanya dalam 7-8 jam larva kan menjadi dewasa dan dapat menghasilkan telur. Telur Dactylogyrus akan menetas dalam 3-5 hari, tergantung pada seuhu perairannya
(Ikan yang terserang Dactylogyrus, tampak bintik putih pada insangnya)
Gejala klinis dari ikan yang terinfeksi hampir sama dengan Gyrodactylus, seperti produksi muskus yang berlebih, insang pucat dengan tutup insang yang agak membuka karena pembengkakan insang, nafsu makan rendah sehingga ikan kurus, dan produksi sel darah putih meningkat.
            Untuk mengetahui penyebab penyakit suatu ikan, perlu diadakan diagnosa agar langkah yang diambil dapat sesuai dengan penyebab penyakitnya. Untuk penyakit akibat parasit, yang biasanya dilakukan adalah dengan mengambil bagian yang sakit, baik insang maupun kulit. Bagain tersebut diletakkan pada gelas objek, untuk bagian yang agak tebal dapat dicacah terlebih dahulu agar mudah diamati. Pemeriksaan dilakukan dengan mikroskop cahaya, perlu perhatian lebih karena warna yang cenderung bening.
            Jika serangan terlah terjadi, ada beberapa pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengobati serangan parasit. Umumnya dilakukan dengan cara direndam (karena termasuk ektoparasit). Bahan yang digunakan untuk perendaman ada beberapa macam, yang biasa digunakan antara lain :
1.      Methylene Blue
Pemberian dilakukan dengan perendaman dengan dosis 3 ppm selama 24 jam atau lebih, jika larutan yang tadinya berwarna biru berubah menjadi biru terang, maka larutan perlu diganti dengan yang baru
2.      Larutan ammonium
Perendaman dilakukan dengan larutan ammonium 1:2000 selama 5-15 menit.umunya dalam jangka waktu tadi kedua monogenia di atas sudah dapat diberantas. Untuk mendapatkan larutan ammonium 1:2000, dilakukan dengan membuat larutan dengan perbandingan ammonium dengan air 1:9. Kemudian dari campuran tadi, diambil sekitar 5% untuk dicampurkan dengan 1 liter air sehingga didapat larutan ammonium 1:2000
3.      Formalin atau MGO
Menggunakan dosis 15-50 ppm atau dengan MGO 0,1ppm selama 24 jam. Perendaman dilakukan 3x selama seminggu untuk memastikan ikan terbebas dari parasit
4.      Garam dapur
Garam merupakan yang paling mudah didapat dan cukup efektif. Perendaman dilakukan dengan dosis 100-500 ppm dan dapat dilakukan dalam jangka panjang, atau 1-2% selama 30menit. Perendaman dapat dilakukan dengan melarutkannya dalam air terlebih dahulu atau langsung ditebar di kolam
            Pengobatan lain yang dapat dilakukan antara lain ; perendaman dalam PK 4-5 mg perliter; perendaman dengan larutan bromex (dimetil 1.2-dibromo-2.2-dichloro-etilphospat) 0.1-1.2 ppm; dan perendaman dalam larutan neguvon 2-3.5% selama 15 detik atau 1% selama 2-3 menit. Selain dengan perendaman, perlakuan fisik juga bisa dilakukan untuk pengobatan, namun utama sebagai tindak pencegahan. Suhu air yang lebih dari 300C dapat membunuh parasit di atas, namun perlu pengawasan karena kenaikan suhu dapat meningkatkan resiko ikan stress.
            Kembali ke awal, pencegahan lebih baik dan mudah daripada pengobatan. Untuk mencegah serangan panyakit di kolam budidaya, perlu dilakukan tindakan persiapan kolam yang matang, mulai dari pengeringan, pembalikan dasar kolam dan pengapuran untuk memutus siklus hidup parasit. Pada kolam permanen dapat dilakukan disenfektan dengan Methylene Blue dengan dosis 1gram/m3. Kualitas harus selalu dikontrol agar dapat mendukung kehidupan ikan budidaya. Padat tebar dan pakan diperhitungkan dalam budidaya, padat tebar yang lebih tinggi menuntut penyediaan nutrisi yang mencukupi agar ikan dapat tumbuh dengan optimal, namun padat tebar yang tinggi juga meningkatkan resiko ikan stress jika kualitas air tidak dikontrol dengan teratur.

Referensi :
Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Eddy Afrianto dan Evi Liviawaty. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 1992
Parasit dan Penyakit Ikan. Netti Aryani, dkk. UnRi Press, Pekan Baru, 2004
Bahan Ajar matakuliah Parasit Dan Penyakit Ikan, Jurusan Perikanan, Universitas Gadjah Mada Oleh Dr. Triyanto. 2007

0 Response to "Gyrodactilus-Dactylogyrus"

Posting Komentar